
Menjadi pusat keuangan utama daratan China selatan , Shenzhen adalah
rumah bagi Bursa Efek Shenzhen serta markas berbagai perusahaan teknologi
tinggi . Shenzhen juga merupakan salah satu pelabuhan kontainer tersibuk di
China . Pada awal 1980-an , Cina mendirikan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen , yang
pertama dari lima Kawasan Ekonomi Khusus ( KEK ) , hanya di luar New
Territories . Ini secara resmi didirikan pada tahun 1979 karena kedekatannya ke
Hong Kong . The SEZ diciptakan untuk menjadi tanah eksperimental untuk praktek
kapitalisme pasar dalam komunitas dipandu oleh cita-cita " sosialisme
dengan karakteristik Cina " . Shenzhen akhirnya menjadi salah satu kota
terbesar di daerah Delta Sungai Pearl , yang menjadi salah satu kekuatan
ekonomi China serta basis manufaktur terbesar di dunia.
Selama awal 1980-an Shenzhen jauh lebih kecil , seperti yang ditunjukkan
dalam foto-foto , di bawah ini. Pada 1984 , banyak bangunan yang sedang terjadi
. Asing , dengan visa , diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Shenzhen .
Shenzhen telah menjadi pusat manufaktur utama di Cina . Pada 1990-an ,
Shenzhen digambarkan sebagai membangun " satu highrise sehari dan satu
boulevard setiap tiga hari " . Pada 2012 , saat ini memiliki 26 bangunan
di lebih dari 200 meter , termasuk Shun Hing Square ( bangunan tertinggi ke-19
di dunia) .
Shenzhen adalah rumah bagi beberapa perusahaan paling sukses teknologi
tinggi China . Banyak perusahaan teknologi tinggi asing memiliki operasi mereka
di taman Sains dan Teknologi di Nanshan District atau di luar kabupaten inti di
mana tenaga kerja dan lahan yang jauh lebih murah . Di sektor keuangan ,
Shenzhen Development Bank , China Merchants Bank , dan Shenzhen City Bank
Komersial adalah beberapa bank terbesar di China , dengan kantor pusat di
Shenzhen .

Kota Shenzhen memang benar-benar kota yang bersifat modern, walaupun
kota tersebut tidak memiliki gedung berserajarah, akan tetapi sejauh ini
mengalami perkembangan yang baik. Perubahan menjadi kota modern juga
diseimbangi dengan pedulinya kota tersebut untuk memperhatikan lingkungan dan
kenyamanan masyarakat. Maka dari itu, mungkin Kota Shenzhen bisa dijadikan
sebagai contoh dalam membangun kota-kota di Indonesia, dengan pembangunan yang
berdasarkan aspek fisik dan nonfisik yang tidak menghilangkan sejarahnya, sebab
dalam hal proses perubahan kota, unsur-unsur non fisik turut serta
mempengaruhinya bukan hanya fisiknya saja.
Di Shenzhen ini juga terdapat beberapa objek/tempat menarik yang dapat
dikunjungi, seperti:
1. LoWu Commercial City,

Toko ini dipercaya sebagai toko
buku terbesar dan terluas di dunia. Bukan hanya buku yang ada di tempat ini,
musik, film dan produk-produk multimedia lainnya pun ada di tempat ini.
3. Window of The World
taman yang memiliki hampir
semua replika bangunan-bangunan terkenal di seluruh dunia dengan perbandingan
1:15. Setiap malam diadakan pertunjukkan tarian tradisional China dan
kisah-kisah dari seluruh dunia yang dibawakan oleh ratusan penari.
terbagi menjadi dua tema.
Pertama, miniatur taman China lengkap dengan forbidden city, tembok China dan
pasukan Terakota seluas 300 ribu meter persegi. Kedua, taman yang berisi 56
rumah yang mewakili 56 suku di China. Diadakan pertunjukan yang menampilkan
pertunjukan tari dengan berbagai tema yang spektakuler dari suku-suku tersebut.
source: http://dinantikasalsabila.blogspot.com/2014/03/shenzhen.html
No comments:
Post a Comment